Photobucket

Cewek Begini, Cowok Begitu

Cewek Begini, Cowok Begitu
Coba dicermati! Ini bukan masalah jenis kelamin, tapi soal perbedaan sikap, pandangan, cara berpikir, dll.
Cowok-cewek memang memiliki banyak perbedaan. Dalam hal asmara,misalnya, kendati -terkadang- tampil pasif, ternyata cewek memiliki pengalaman bercinta
lebih banyak ketimbang cowok.
Ini karena cewek ternyata lebih dewasa, mudah melupakan dan bisa menerima kenyataan
-seperti- putus cinta. Ada lagi perbedaan lainnya. Coba perhatikan sikap yang ditunjukkan
cowok-cewek dalam merespon sesuatu.
Mungkin karena sifatnya yang "cuek", tidak perdulian dan jarang meneteskan air mata,
tak heran kalau cowok selalu menjadi "kambing hitam" atau pihak yang dibenci bila sebuah
hubungan asmara terpaksa berakhir. Sebaliknya, cewek selalu nampak lebih menderita
akibat putus cinta.
Dalam Liking and Loving: An Invitation to Social Psychology (1973), Zick Rubin,
mengatakan bahwa cowok sebenarnya lebih rapuh, cengeng dan naif soal cinta.
Cowok selalu menjadi pihak yang merasa lebih sakit hati akibat putus cinta.
"Karena hal itu, biasanya cowok akan lebih hati-hati. Itulah kenapa cowok memiliki
pengalaman bercinta lebih sedikit dari cewek, karena setelah putus, cowok akan sulit
untuk jatuh cinta lagi," kata Rubin.
Dr. Clay Tucker-Ladd, penulis buku-buku psikologi, mengatakan bahwa cewek selalu
ingin menempatkan dirinya sebagai pasangan yang ideal. Sebaliknya, karena pengalaman
-yang tidak selalu mulus-, cowok kerap bersikap biasa-biasa saja. "Kendati mudah
tertarik dengan kecantikan dan kebaikan cewek, namun sulit bagi cowok untuk menghapus rasa sakit akibat putus cinta."
Cowok, kata Rubin, lebih percaya pada romantisme. Cowok bisa memutuskan apakah dia
jatuh cinta atau tidak, hanya dengan mendengar kata hatinya. "Sekali saja intusisi cowok berkata ‘Ini dia soulmate saya’ ketika bertemu seorang cewek, maka
ketika itu pula mereka akan jatuh cinta kepada cewek itu," ungkap Rubin.
"Sebaliknya, cewek selalu banyak pertimbangan dalam memutuskan sesuatu."
Kendati percaya pada romantisme, tapi jangan kaget, karena cowok kerap merefleksikan
cinta mereka dengan cara yang tidak romantis.
"Cowok akan lebih menghargai cewek yang
rajin mencuci pirinng dan pakaian ketimbang cewek yang menghujaninya dengan ciuman.
Padahal cewek justru menginginkan sebaliknya."
Bila disarankan untuk membahagiakan pacar atau istri, maka harap maklum,
karena cowok akan lebih suka mencucikan mobil pacar atau istri daripada memberi pelukan dan ciuman.
Dalam memandang keintiman, misalnya, cewek menerjemahkan keintiman sebagai ngobrol
berdua di tempat redup atau makan malam di sebuah restoran sepi dengan candle light.
Tetapi bagi cowok, keintiman itu artinya kerja bakti, alias melakukan sesuatu bersama-sama.
Cewek selalu memiliki tenggang rasa dan lebih bisa menjaga hubungan.
Sedangkan cowok
selalu "cuek" dan main "hantam kromo".
Cewek selalu memikirkan bagaimana cara
membagi penghasilannya dan cowoknya untuk dia sendiri, keluarga dan teman-teman.
Sedangkan cowok, tak pernah mau pusing dengan masalah duit.
Cewek biasanya lebih cerewet. Cewek juga sering mengeluh soal hubungan dan masalah
yang dihadapi.
Sedang cowok tidak begitu peduli dan selalu menganggap semuanya biasa-biasa saja.
Cewek selalu ingin menyelesaikan masalah dan perbedaan pendapat yang ada
dengan tuntas, sedang cowok justru ingin melupakannya. 

Begitulah dunia Venus dan Mars!!!

POPULASI DAN SAMPLE

 POPULASI & SAMPLE

Secara umum dapat diartikan bahwa populasi adalah kumpulan semua individu dalam suatu batas tertentu. Kumpulan individu yang akan diukur atau diamati ciri-cirinya disebut populasi studi. Bila penelitian tidak dilakukan terhadap seluruh individu dalam populasi, tetapi hanya diambil sebagian maka bagian tersebut dinamakan sampel. Individu dalam populasi studi tersebut dinamakan unit dasar.

Populasi studi ditentukan berdasarkan kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian. Cara pengambilan sampel serta besarnya sampel sangat penting artinya dalam penelitian karena hasil pengamatan yang dilakukan pada individu dalam sampel digunakan untuk menafsirkan keadaan populasi dimana sampel tersebut diambil.

Berdasarkan besarnya, populasi dibagi menjadi populasi besar dan populasi kecil.

Populasi besar atau populasi tak terhingga adalah populasi yang memiliki jumlah individu sedemikian banyaknya sehingga sulit untuk tidak mungkin diketahui jumlahnya. Populasi dengan jumlah unit dasar yang tidak banyak hingga mudah untuk dihitung disebut kecil atau populasi terbatas. Untuk populasi kecil tidak terdapat suatu patokan yang baku. Untuk jelasnya dapat diberikan sebuah contoh sebagai berikut.

Bila kita akan mengadakan penelitian tentang pengalaman akseptor KB dalam pemakaian alat kontrasepsi di suatu Kabupaten, maka semua duduk dalam Kabupaten tersebut adalah populasi umum, sedangkan semua ibu-ibu pasangan usia subur peserta KB yang terdapat di Kabupaten tersebut adalah populasi studi. Bila kita ambil sebagian dari akseptor KB yang akan diteliti pengalaman pemakaian kontrasepsinya maka sebagian ibu-ibu tersebut disebut sampel dan ibu pasangan usia subur disebut sebagai unit dasar.

Hasil pengamatan pada sampel ini akan diekstrapolasikan kepada populasi studi, yaitu semua ibu-ibu pasangan usia subur yang akan menjadi akseptor KB di Kabupaten tersebut.

Karena pengamatan hanya dilakukan terhadap sebagian (sampel) dari populasi studi, maka hasilnya tidak sama dengan seluruh populai studi. Perbedaan ini disebut kesalahan sampling (sampling error). Jadi, yang dimaksud dengan kesalahan sampling ialah perbedaan antara hasil sampel dengan hasil sensus yang dilakukan dengan cara yang sama, pada populasinya yang sama, dan oleh pewawancara yang sama.

Kesalahan lain yang tidak berkaitan dengan pengambilan sampel disebut kesalahan tak sampling (non-sampling error). Hal ini berarti bahwa baik hasil sampel maupun sensus terdapat kesalahan yang sama. Hal-hal yang mungkin dapat menimbulkan kesalahan tak sampling antara lain sebagai berikut:

1. Batasan unit dasar yang kurang tepat. Misalnya, pada suatu penelitian tentang obat untuk infark miokard, dimana orang dengan keluhan nyeri dada diambil sebagai unit sampel, meskipun kita ketahui bahwa tidak semua nyeri dada disebabkan infark miokard.

2. Jawaban responden yang salah (respons error) pada sampling survey dengan teknik wawancara atau angket. Hal ini dapat timbul secara tidak sengaja, misalnya mengisi umur anak 4,5 tahun dengan 45 tahun, tetapi hal ini kadang-kadang dilakukan serta sengaja dengan maksud tertentu. Misalnya, dengan sengaja tidak mengaku sebagai akseptor KB karena dilarang suaminya. Respons error dapat pula timbul karena kurangnya informasi tentang hal yang diteliti atau responden yang harus mengingat kejadian masa lampau, misalnya kapan bapak mulai merokok.

3. Kesalahan pada ruang lingkup karena kesalahan dalam batas dan lokasi. Misalnya, dipilih suatu Kecamatan padahal Kecamatan tersebut telah berubah karena sebgian desanya dikembangkan menjadi Kemantren.

4. Kesalahan dalam pengolahan data yang disebabkan human error dan lain-lain.

5. Kesalahan alat ukur yang digunakan dan lain-lain.

Penyimpangan atau kesalahan lain yang dapat timbul dalam suatu penelitian disebut bias. Bias ialah perbedaan antara hasil sesungguhnya dalam populasi dengan hasil semua sampel yang berasal dari populasi tersebut.

Hal-hal yang dapat menimbulkan bias adalah sebagai berikut:
1. Kesalahan dalam pemilihan unit dasar, yaitu unit dasar yang berbeda dengan tujuan penelitian. Misalnya penelitian tentang pemilikan jamban keluarga, dengan unit sampel murid-murid sekolah. Kesalahan tersebut timbul karena ada keluarga yang memiliki seorang anak yang menjadi murid di sekolah tersebut, tetapi ada pula yang memiliki lebih seorang hingga memungkinkan terjadi estimasi yang berlebih (bias) karena setiap murid diperlakukan sama sebagai responden.

Ada dua cara untuk menghindari terjadinya hal tersebut, yaitu sebagai berikut:
a. Mengambil kepala keluarga sebagai unit sampel
b. Mengambil murid yang merupakan anak pertama sebagai unit sampel

2. Untuk penelitian terhadap ciri individu dilakukan pengambilan sampel keluarga dan masing-masing keluarga diambil satu anggota keluarganya sebagai responden. Bias dapat timbul bila dalam suatu keluarga terdapat lebih dari satu orang dewasa, tetapi hanya satu yang diambil sebagai sampel. Misalnya, suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pendapat masyarakat tentang sistem pelayanan kesehatan di suatu daerah maka keluarga dengan lebih dari satu orang dewasa akan kurang terwakili dibandingkan dengan keluarga yang hanya memiliki seorang dewasa.

3. Bias dapat pula timbul bila kita mengambil unit terdekat sebagai pengganti non-respons karena ciri unit pengganti belum tentu sama dengan unit non-respons.

4. Non-respons pada pengumpulan data secara angket dianggap memiliki ciri yang sama dengan ciri responden yang mengembalikan angket.

5. Bias dapat pula timbul pada pengambilan sampel non-random.

6. Spesifikasi kurang jelas pada unit sampel, misalnya pendidikan anak antara 8-10 tahun. Disini tidak dijelaskan apakah umur 10 tahun itu termasuk populasi studi atau termasuk juga anak yang kebetulan berada di daerah tersebut.



CONTOH POPULASI & SAMPLE 
  • Populasi di sebuah toko ice cream terdapat 31 ice cream yang akan diuji rasanya, dan kita mencicipi semua ice cream yang ada di toko itu. Sampel: memilih lima ice cream saja untuk dicicipi. Dari situ akan ditentukan apakah toko itu menjual ice cream yang enak atau tidak.
  • Populasi: semua pemberi suara di Surabaya. Sampel: 3000 orang diwawancarai sebagai bagian dari pemberi suara.
  • Populasi: semua orang di Surabaya. Sampel: 100.000 orang yang diwawancarai dalam penelitian bulanan tentang jumlah penduduk oleh Biro Pusat Statistik.