Photobucket

Binatang Yang Penuh Keharuan & Kasih Sayang

Binatang Yang Penuh Keharuan & Kasih Sayang


1. Sepasang anjing yang 3 kali terpisah dan 3 kali berkumpul lagi:
(lihat gambar diatas)


Setahun lalu, dua anak anjing dihanyutkan oleh banjir sampai ke jalan Chongqing, setelah itu anak anjing tersebut menjadi gelandangan di wilayah tersebut dan selalu berada di depan sebuah pemukiman. Dalam satu tahun ini, dua anak anjing tersebut telah tiga kali terpisah, tapi tiga kali mereka berkumpul lagi di depan pintu tersebut dan hidup bersama. “Cinta kasih� sepasangan anjing menggugah penduduk di wilayah tersebut, mereka akhir mengumpulkan dana sebesar 2000 Yuan dan membuat tenda untuk anjing tersebut, setiap hari ada yang bergilir menjaga anak anjing tersebut.
Kata-kata mutiara: saling mencintai dan saling menjaga antara suami istri, berbakti dan saling memperhatikan antara orang tua dan anak, ini adalah keindahan moralitas yang seharusnya dimiliki oleh umat manusia, dalam kehidupan sering kali bisa kehilangan, tetapi pada diri kalian akan tercermin sepenuhnya!

2. “Lahir kembali� karena luka ditinggalkan oleh pemilik:



Seekor anjing di Chengdu yang luka ditabrak mobil ditinggalkan oleh pemiliknya begitu saja, penduduk setempat yang melihatnya kemudian memberi ia makanan dan minuman, bahkan memberi ia sebuah nama “Lahir kembali�. Setiap kali orang memberi ia makanan dan minuman, ia selalu meneteskan air mata.

3. Dua ekor enjing setia yang berdedikasi menjaga nenek tua 196 jam — “maju” dan “baik”:



Ketika terjadi gempa bumi di Wenchuan, di Pengzhou ada seorang nenek Wang Yuoqiong yang berumur 60 tahun terkubur di bawah puing, adalah dua ekor “anjing setia” - “maju” dan “baik” yang setiap hari menjilat mulut dan tangannya, bila ia melihat ada orang yang lewat selalu menggonggong kencang, tindakan anjing inilah yang akhirnya membuat nenek tersebut berhasil diselamatkan setelah terkubur 196 jam.

4. Anjing kecil yang menjaga tuannya yang pingsan dan berkonfrontasi dengan dokter:



16 April 2008 sore, ada satu orang tua yang pingsan di jalanan di Chongqing, anjing yang dia pelihara menjaga di sampingnya terus. Setelah petugas ambulan tiba, mungkin karena kwatir ada yang akan melukai tuannya, anjing tersebut malah menyerang dokter yang mau memeriksanya; personil ambulans menyiasatinya dengan mengangkat tuan anjing tersebut ke ambulan, namun ia juga tidak tega lepasin dan tetap ikut sampai ke rumah sakit, sejengkal pun tidak mau ia tinggalkan tuannya, selalu di sisinya menjaga dia yang belum siuman.

5. Anjing kecil berada di pinggir jalan mencoba membangunkan temannya yang tertabrak mati:



Sahabatnya ditabrak mobil dan berguling di antara kendaraan yang lewat, ia nekad menarik sahabatnya ke pinggir jalan kemudian duduk di samping menjaganya, menciumnya kelihatannya ia mencoba membangunkan temannya yang kecelakaan….. pelaku adegan ini bukan manusia, tapi adalah seekor anjing biasa ras Beijing bewarna putih! Pada 1 Maret 2008 jam 1, di sebuah jalanan di Tsingtau China terjadi adegan yang menggharukan ini, banyak masyarakat yang nonton di samping terharu di buatnya, bahkan ada yang merasa kasihan dan meneteskan air mata.
Kata-kata mutiara: hubungan perasaan jauh lebih bernilai dari pengejaran materialistis, anjing kecil ini membuat manusia terasa malu.

6. Kucing jantan yang menunggui kucing betina yang tertabrak mati:



Di propinsi Fujian seekor kucing betina ketika menyeberang ditabrak mobil dan mati, kucing jantan yang melihatnya membelai jasadnya terus, ia meratap dan kelihatannya sedih, pemandangan membuat pejalan kaki di sana merasa iba. Menurut informasi keamanan sekitar, kedua ekor kucing tersebut sering kelihatan bersama dan bermain setiap hari, kalihatannya sangat akkrab. (23 Januari, “The Straits Metropolitan”)

7. Penyu yang dilepas 5 kali tidak ingin pergi:



7 Februari 2008 di propinsi Sichuan kota Suining, Mr.Yu dan istrinya membeli dua ekor penyu, mereka mau merebusnya dan dimasak kuah untuk nambah kekuatan tubuh orang tuanya. Karena mereka tidak tega membunuhnya, akhirnya penyu itu dilepas begitu saja biar bisa hidup lagi, tapi penyu tersebut 5 kali berpaling tidak ingin meninggalkan mereka.

8. Anjing gembala yang menarik kereta selama lima tahun demi kakek yang sudah berumur 70-an:



Setiap pagi, di jalanan Kecamatan Xigu Kota Lanzhou, selalu terlihat pemandangan yang unik seperti ini: dua anjing gembala Jerman menarik sebuah kereta roda tiga, di atas kereta ini ada seorang kakek tua yang sudah berumur tujuh puluhan. Setiap sampai ke persimpangan jalan, dua ekor anjing tersebut akan melihat ke kiri dan kanan, bila dilihat kendaraan sudah berhenti mereka baru lewat. Orang tua berkata, dua ekor anjing tersebut adalah ibu dan anak, mereka adalah kesayangannya. (6 Maret 2008 “Lanzhou Morning News”)

9. Burung betina yang menjaga di sisi kekasihnya:



Di kota Chongging sepasang burung yang saling jatuh cinta, ketika burung jantan mati, burung betina mati-matian menjaga di samping “kekasihnya” beberapa jam, sampai jasadnya diambil oleh petugas karantina. “Ia tampaknya sangat sedih dan putus asa, dalam pantauan ratusan penonton, ia masih setia menunggu, dan seolah-olah berpisah dengan dunia.” Walaupun peristiwa ini telah berlalu tiga bulan, namun adegan ini yang masih terekam dalam otak para penonton saat itu, tak sirna.

10. Babi kuat†yang ajaib masih hidup setelah gempa kuat:



Ketika terjadi gempa besar di Propinsi Sichuan, babi di rumah warga Wan Xingming kota Chengdu, terkubur hidup di bawah puing. Setelah 36 hari ternyata ia masih hidup. Fan Jianchuan ketua Museum Jian Chuan kemudian membelinya seharga 3.008 Yuan, dan memberi nama “Sayang 36â€? nama besarnya ” babi kuat “. Fan Jianchuan berencana memeliharanya sampai ia mati secara alami. Fakta kemudian mengungkapkan, di atas loteng kandang babi tertumpuk arang dan berserakan di lantai, saat babi itu lapar, ia makan arang. Sementara itu, ia bergantung pada konsumsi energi dirinya mempertahankan hidup. Setelah gempa bumi beberapa kali turun hujan, oleh sebab itu ia tidak mati kehausan.
 


BAB III PEMBAHASAN

BAB III
PEMBAHASAN

3.1    Data dan Profil perusahaan

       CV.MITRA JAYA didirikan oleh Henry Kurniawan, pada tanggal 23 februari 1995 dan sekaligus sebagai Direktur Utama pada saat ini, Perusahaan ini berkedudukan di Jl.Jendral Sudirman 16 Ruko 1-3 KRANJI BEKASI. Perusahaan ini memulai usahanya pada bidang perdagangan kendaraan motor, suku cadang dan service station hingga sekarang.
       CV. MITRA JAYA adalah sub dealer resmi dari kendaraan merk Honda. Sesuai dengan kedudukannya sebagai sebuah showroom, maka CV.MITRA JAYA jelas tidak hanya menjual satu jenis motor saja, sebagaimana layaknya sebuah agen atau dealer kendaraan bermotor. Keuntungan lain bagi perusahaan dalam menarik minat pembeli karena jenis dan merk motor yang diinginkan dapat diperoleh dengan mudah. Apaila motor yang diinginkan tidak ada di showroom, maka dapat dipesan pada bagian pembelian untuk mencarikannya.
       Dalam memasarkan barang dagangan atau kendaraan, perusahaan mempunyai daerah pemasaran meliputi Depok, Jakarta, Tanggerang, Bekasi, Cikarang. Namun jika ada kesempatan untuk memasarkan produk melalui pameran, perusahaan akan menggunakan kesempatan tersebut dengan memperhatikan potensi yang ada, meskipun daerah tersebut jauh dari lokasi dealer. Perusahaan tidak mempermasalahkan wilayah pelaksanaan promosi, karena disini setiap Main Dealer Honda berlomba dalam menaikan harga penjualan, hadiah yang diberikan oleh konsumen, maupun layanan yang disajikan kepada konsumen.
       Jenis jenis motor yang diperjual belikan oleh CV.MITRA JAYA adalah termasuk motor motor jenis baru, adapun jenis dan type motor yang dijual oleh CV MITRA JAYA tersebut adalah :

Tabel 3.1


Daftar Jenis / Type Motor yang Dijual
CV.MITRA JAYA
Per Juni 2007

Sumber : CV.MITRA JAYA, diolah




3.2 Hasil Penelitian dan Analisis
    Penjualan sepeda motor pada CV.MITRA JAYA  dapat dikategorikan pada penjulan barang tak bergerak. Penjualan dapat dilakukan secara tunai dan secara angsuran. Pada penjualan angsuran harga pembayaran angsuran disertai dengan pembayan bunga yang dibayar setiap bulan. Pembayaran angsuran dapat dilakukan 11 kali,17 kali, 23 kali, 29 kali, dan35 kali angsuran. Dalam melakukan bunga penjulan angsuran, CV.MITRA JAYA menggunakan metode sisa harga kontrak.
    Untuk membahas permasalahan yang ada maka penulis menyajikan transaksi penjualan angsuran yang terjadi pada CV.MITRA JAYA.
    Pada tanggal 30 juni 2007, dimana telah terjual 1 unit sepeda motor jenis REVO DP dengan keterangan sebagai berikut:
-    Harga Jual              : Rp. 12.200.000
-    Harga Pokok         : Rp.   9.050.000
-    Uang Muka            : Rp.   1.850.000
-    Jangka Waktu       
     Berlangsungnya kontrak    : 2 tahun (23 kali angsuran )
-    Bunga per bulan / і  : 1.53 %
    Dari transaksi diatas tersebut akan dihitung besarnya bunga penjualan angsuran dengan menggunakan metode sisa harga kontrak,  metode Long End Interest, Short End Interest, dan metode Annuitet.




3.2.1    Perhitungan dengan Metode Sisa Harga kontrak   
    CV.MITRA JAYA dalam penjualan angsurannya menggunakan metode sisa harga kontrak, dimana besarnya bunga cukup ditentukan sekali saja, dan selanjutnya pembayaran bunga pada setiap angsuran adalah besarnya sama. Daftar pembayaran angsuran sebagai berikut :
Perhitungan bunga dan pembayaran angsuran yang dilakukan perusahaan :
Sisa Harga Kontrak          =     Harga Jual – Uang Muka
                                        =     Rp. 12.200.000 – 1.850.000
                                        =     Rp.10.350.000


Pokok piutang perbulan    =     sisa harga kontrak / jangka waktu berlangsungnya kontrak


                                        =     10.350.000 / 23
                                        =     Rp. 450.000  
Bunga per bulan                =     ³ x Sisa Harga Kontrak
                                        =     1.53% x Rp.10.350.000
                                        =     Rp.158.000 (dibulatkan dari 158.355)
      Pembayaran angsuran perbulan (termasuk bunga)
      Rp. 450.000 + Rp.158.000 = Rp.608.000


        Perhitungan lebih rinci untuk metode sisa harga kontrak dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.2
Daftar Penerimaan Bunga Angsuran Motor REVO DP
Metode Sisa Harga Kontrak
CV.MITRA JAYA




 Keterangan :
*)    =    і x Sisa harga kontrak
    =    1.53% x Rp.10.350.000
    =    Rp.158.355 dibulatkan
    =    Rp.158.000
**)    =    Sisa harga kontrak / Jangka waktu berlangsungnya kontrak
    =     Rp.10.350.000 / 23
    =    Rp.450.000


       Dari tabel diatas diperoleh total pembayaran angsuran sebesar Rp.15.834.000 maka besarnya laba kotor dapat dihitung sebagai berikut :
Laba kotor    =     Total pembayaran selama jangka waktu angsuran – harga pokok
        =     Rp.15.834.000 - Rp.9.050.000
        =    Rp. 6.784.000
       Berdasarkan tabel dan hasil perhitungan dengan menggunakan metode sisa harga pokok diatas, dapat diketahui bahwa dari angsuran atas sisa harga kontrak perbulan sebesar Rp.450.000 maka dalam waktu 2 tahun (23 kali angsuran) perusahaan akan memeproleh total pokok piutang sebesar Rp.10.350.000 Sedangkan pendapatan bunga penjualan angsuran yang didasarkan atas sisa harga kontrak (1.53% per bulan) selama 2 tahun dengan jumlah yang sama dalam 23 kali angsuran, diperoleh sebesar Rp.3.634.000. Dengan uang muka Rp1.850.000 maka diperoleh jumlah pembayaran yang diterima selama jangka waktu angsuran sebesar   Rp.15.834.000 dan laba kotor yang dihasilkan sebesar  Rp.6.784.000 Atas dasar perhitungan dalam daftar diatas maka pencatatan didaalam buku penjulan adalah sebagai berikut :


Jurnal 30 Juni 2007
-Buku Penjual :
    Piutang penjualan Angsuran         Rp.10.350.000
        Penjualan Angsuran                 Rp.10.350.000
    ( Untuk mencatat penjualan angsuran oleh penjual )
    Kas                    Rp.1.850.000
        Piutang Penjualan Angsuran            Rp.1.850.000
    ( Untuk mencatat penerimaan uang muka )


Jurnal 30 Juli 2007
-Buku Penjual :                  
        Kas                    Rp.608.000
            Piutang penjualan Angsuran            Rp.450.000
        Pendapatan Bunga                Rp.158.000
( Untuk mencatat penerimaan Piutang atas penjualan Angsuran )


Pencatatan transaksi selanjutnya diperlakukan sama seperti pada bulan juli 2007


3.2.2    Perhitungan dengan Metode Long End Interest
      Pada metode Long End Interest, perhitungan bunga yang dibebakan dari angsuran pertama ke angsuran berikutnya menjadi semakin menurun.
Sisa Harga Kontrak Juni 2007      =     Harga Jual – Uang Muka
                                                    =    Rp.12.200.000 – Rp.1.850.000
                                                    =     Rp.10.350.000


Pokok piutang perbulan    =     sisa harga kontrak / jangka waktu berlangsungnya kontrak
                                        =     10.350.000 / 23
                                        =     Rp. 450.000  
Angsuran Ke-1
Bunga Angsuran        =    ³ x Sisa harga Kontrak bulan Sebelumnya
                =    1.53% x Rp.10.350.000
                =    Rp.158.355
Pembayaran Angsuran    =    Pokok Piutang per bulan + Bunga Angsuran
(termasuk bunga)        =    Rp.450.000 + Rp.158.355
                =    Rp.608.355


Angsuran ke-2
Bunga Angsuran        =     ³ x Sisa harga Kontrak bulan Sebelumnya
              atau i ( sisa harga kontrak angsuran ke-1 – pokok piutang perbulan )
                =    1.53%  x Rp.9.900.000
                =    Rp.151.470
Pembayaran Angsuran    =    Pokok Piutang per bulan + Bunga Angsuran
(termasuk bunga)        =    Rp.450.000 + Rp.151.470
                =     Rp.601.470    
       
Angsuran ke-3
Bunga Angsuran        =    ³ x Sisa harga Kontrak bulan Sebelumnya
                    atau i ( sisa harga kontrak angsuran ke-2 – pokok piutang perbulan )
                =    1.53% x Rp.9.450.000
                =    Rp.144.585
Pembayaran Angsuran    =    Pokok Piutang per bulan + Bunga Angsuran
(termasuk bunga)        =    Rp.450.000 + Rp.144.585
                =    Rp.594.585
Perhitungan bunga angsuran dan pembayaran angsuran untuk periode selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama seperti diatas.


Angsuran ke-23
Bunga Angsuran        =    ³ x Sisa harga Kontrak bulan Sebelumnya
                    atau i ( sisa harga kontrak angsuran ke-22 – pokok piutang perbulan )
                =    1.53% x Rp.450.000
                =    Rp.6.885
Pembayaran Angsuran    =    Pokok Piutang per bulan + Bunga Angsuran
(termasuk bunga)        =    Rp.450.000 + Rp.6.885
                =    Rp.456.885
    Perhitungan lebih rinci untuk metode long end interest dapat dilihat pada tabel berikut ini :


Tabel 3.3
Daftar Penerimaan Bunga Angsuran Motor REVO DP
Metode Long End Interest
CV.MITRA JAYA
Keterangan :
Bunga Angsuran     =     ³ x sisa harga kontrak bulan sebelumnya
*)      =      1.53% x Rp.10.350.000 = Rp.158.355
**)     =     1.53% x Rp.450.000 = Rp.6885


        Dari tabel diatas diperoleh total pembayaran angsuran sebesar Rp.14.100.260 maka besarnya laba kotor dapat dihitung sebagai berikut :
Laba kotor    =     Total pembayaran selama jangka waktu angsuran – harga pokok
        =     Rp.14.100.260 – Rp.9.050.000
        =     Rp.5.050.260
        Berdasarkan tabel dan hasil perhitungan dengan menggunakan metode Long End Interest diatas, dapat diketahui bahwa dari pokok angsuran piutang per bulan sebesar Rp.450.000, maka perusahaan akan memperoleh total pokok piutang sebesar Rp.10.350.000 Sedangkan pendapatan bunga penjualan angsuran (1.53% per bulan) selama 2 tahun dengan pembayaran bunga yang pada setiap bulannya semakin menurun diterima sebesar Rp.1.900.260 jumlah pendapatan dengan metode ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan metode sisa harga kontrak. Dengan uang muka pembayarn Rp.1.850.000 maka total pembayaran yang diperoleh sebesar Rp.14.100.260 dan menghasilkan laba kotor sebesar Rp.5.050.260 Atas dasar perhitungan dalam daftar diatas maka pencatatan didalam buku penjualan adalah sebagai berikut :


Jurnal 30 Juni 2007
-Buku Penjual :
    Piutang penjualan Angsuran         Rp.10.350.000
        Penjualan Angsuran                 Rp.10.350.000
    ( Untuk mencatat penjualan angsuran oleh penjual )


    Kas                    Rp.1.850.000
        Piutang Penjualan Angsuran            Rp1.850.000
    ( Untuk mencatat penerimaan uang muka )


Jurnal 30 Juli 2007
-Buku Penjual :
        Kas                    Rp.608.000
            Piutang penjualan Angsuran            Rp.450.000
        Pendapatan Bunga                Rp.158.000
                   
( Untuk mencatat penerimaan Piutang atas penjualan Angsuran )


Pencatatan transaksi selanjutnya diperlakukan sama seperti pada bulan juli 2007


3.2.3     Perhitungan dengan metode Short End Interest
       Pada metode short end interest, perhitungan bunga sejak tanggal perjanjian sampai tanggal jatuh tempo dari setiap angsuran semain meningkat.
Sisa Harga Kontrak Juni 2007    =     Harga Jual – Uang Muka
                                                  =    Rp.12.200.000 – Rp.1.850.000
                                                  =     Rp.10.350.000


Pokok piutang perbulan    =     sisa harga kontrak / jangka waktu berlangsungnya kontrak
                                        =     10.350.000 / 23
                                        =     Rp. 450.000  


Angsuran ke-1
Bunga angsuran    =     ³ x periode pembayaran ke-1 x angsuran atas pokok piutang yang tetap jumlahnya
            =     1.53% x 1 x Rp.450.000
            =     Rp.6885
Pembayaran angsuran =     Pokok piutang per bulan + Bunga angsuran
(termasuk bunga)    =     Rp.450.000 +  Rp.6885
            =     Rp.456.885
Angsuran ke-2
Bunga angsuran    =        ³ x periode pembayaran ke-1 x angsuran atas pokok  piutang yang tetap jumlahnya
            =    1.53 % x 2 x Rp.450.000   
            =    Rp.13.770
Pembayaran angsuran =     Pokok piutang per bulan + Bunga angsuran
(termasuk bunga)    =    Rp.450.000 + Rp.13.770
            =    Rp. 463.770
Angsuran ke-3
Bunga angsuran    =        ³ x periode pembayaran ke-1 x angsuran atas pokok piutang yang tetap jumlahnya
            =     1.53% x 3 x Rp.450.000
            =     Rp.20.655
Pembayaran angsuran =    Pokok piutang per bulan + Bunga angsuran
(termasuk bunga)    =    Rp.450.000 + Rp.20.655
            =    Rp.470.655
Perhitungan bunga angsuran dan pembayaran angsuran untuk periode selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama seperti diatas.
Angsuran ke-23
Bunga angsuran    =    ³ x periode pembayaran ke-1 x angsuran atas pokok piutang yang tetap   jumlahnya
            =     1.53 % x 23 x Rp.450.000
            =     Rp.158.355
Pembayaran angsuran =     Pokok piutang per bulan + Bunga angsuran
(termasuk bunga)    =     Rp.450.000 + Rp.158.355
            =     Rp.608.355
    Perhitungan lebih rinci untuk metode short end interest dapat dilihat pada tabel berikut ini :


 Tabel 3.4
Daftar Penerimaan Bunga Angsuran Motor REVO DP
Metode Short End Interest
CV.MITRA JAYA

Keterangan :
Bunga angsuran     =     ³ x periode pembayaran ke-1 x angsuran atas pokok piutang yang tetap jumlahnya
*)     1.53% x  1 x Rp.450.000 = Rp.6885
**)     1.53% x 23 x Rp.450.000 = Rp.158.355
        Dari tabel diatas diperoleh total pembayaran angsuran sebesar Rp.14.100.260 maka besarnya laba kotor dapat dihitung sebagai berikut :
Laba kotor    =     Total pembayaran selama jangka waktu angsuran – harga pokok
        =     Rp.14.100.260 – Rp.9.050.000
        =     Rp.5.050.260
       Berdasarkan tabel dan hasil perhitungan dengan menggunakan metode short end Interest diatas, dapat diketahui bahwa dari pokok angsuran piutang per bulan sebesar Rp.450.000, maka perusahaan akan memperoleh total pokok piutang sebesar Rp.10.350.000, Sedangkan pendapatan bunga penjualan angsuran (1,53% per bulan) selama 2 tahun dengan pembayaran bunga yang pada setiap bulannya semakin meningkat  diperoleh sebesar Rp.1.900.260 jumlah pendapatan dengan metode ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan metode sisa harga kontrak. Dengan uang muka pembayaran Rp.1.850.000, maka total pembayaran yang diperoleh sebesar Rp.14.100.260 dan menghsailkan laba kotor sebesar Rp.5.050.260.
        Atas dasar perhitungan dalam daftar diatas maka pencatatan didalam buku penjualan adalah sebagai berikut :
Jurnal 30 Juni 2007
-Buku Penjual :
    Piutang penjualan Angsuran         Rp.10.350.000
        Penjualan Angsuran                 Rp.10.350.000
    ( Untuk mencatat penjualan angsuran oleh penjual )
    Kas                    Rp.1.850.000
        Piutang Penjualan Angsuran            Rp.1.850.000
    ( Untuk mencatat penerimaan uang muka )


Jurnal 30 Juli 2007
-Buku Penjual :
    Kas                    Rp.456.885   
        Piutang penjualan Angsuran            Rp.450.000
        Pendapatan Bunga                Rp.6885


( Untuk mencatat penerimaan Piutang atas penjualan Angsuran )


·     Pencatatan transaksi selanjutnya diperlakukan sama seperti pada bulan juli 2007




 3.2.4    Perhitungan dengan metode annuitet
     Pada metode annuitet, perhitungan bunga didalamnya sudah dihitung angsuran pokok dan bunga yang diperhitungan dari saldo harga kontrak. Dengan metode ini akan dihitung total jumlah pembayaran setiap bulan yang besarnya tetap sama. Untuk itu, terlebih dahulu dicari annuitet nya dengan rumus sebagai berikut :
Sisa Harga Kontrak        =     Harga Jual – Uang Muka
                                      =     Rp.12.200.000 – Rp.1.850.000
                                      =     Rp.10.350.000




                                                                     =       1 – 1/(1 + 0.0153)²³  
                                                                                      0.0153
                                                                     =     1 – 0.705227302
                                                                                       0.0153
                                                                     =           0.294772698
                                                                                       0.0153
                                                                     =    19.26618941

Apabila sudah diketahui faktor annuitetnya, maka jumlah pembayaran cicilan setiap bulan adalah sebagai berikut :
Jumlah pembayaran angsuran per bulan     =  sisa harga kontrak / faktor anuitet



                                                                =      Rp.10.350.000  / Rp.19,26618941
                                                                =     Rp.537.210,5391
Dilakukan pembulatan maka menjadi         =    (Rp.537.210)


Angsuran ke-1

Bunga angsuran                    =  і x Sisa harga kontrak sebelumnya
                                            = 1.53% x Rp.10.350.000
                                            = Rp.158.355
Pelunasan pokok piutang      = Jumlah pembayaran angsuran per bulan – bunga  angsuran ke -1
                                           = Rp.537.210 – Rp.158.355
                                           = Rp.378.855
Angsuran ke-2
Bunga angsuran            = і x Sisa harga kontrak sebelumnya atau
                                    = I x (sisa harga kontrak angsuran ke-1 – pelunasan pokok piutang angsuran ke -1)
                                   = 1.53%  ( 10.350.000 – Rp. 378.855)
                                   = 1.53%  x  Rp.9.971.145
                                  = Rp.152.558
Pelunasaan pokok piutang     = Jumlah pembayaran angsuran per bulan – bunga angsuran ke -2
                                            = Rp.537.210 – Rp.152.588
                                           = Rp.384.652
Angsuran ke-3
Bunga angsuran        = і x Sisa harga kontrak sebelumnya atau
                                = I x (sisa harga kontrak angsuran ke-2 – pelunasan pokok piutang angsuran ke-2)
                               = 1.53%  (Rp.9.971.145– Rp. 384.652)

                               = 1.53% x Rp.9.586.493
                               = Rp.146.673,3429
                               = dibulatkan Rp.146.673
Pelunasan pokok piutang    = Jumlah pembayaran angsuran per bulan – bunga angsuran ke -3
                                         = Rp.537.210 – Rp.146.673
                                      = Rp.390.537
           Perhitungan bunga angsuran dan pembayaran angsuraan untuk periode selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama seperti diatas.
 
Bunga angsuran        =  і x Sisa harga kontrak sebelumnya
                                = I x (sisa harga kontrak angsuran ke-22 – pelunasan pokok piutang angsuran ke-22)
                                = 1.53%  (Rp.1.050.269 – Rp. 521.140,87)
                                = 1.53 % x 529.129,10
                                = Rp.8.095,68
Pelunasaan pokok piutang    = Jumlah pembayaran angsuran per bulan – bunga angsuran ke -23
                                           = Rp.537.210,00 + Rp.8.095,68
                                           = Rp.529.114,32
         Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat disusun daftar pembayaran angsuran dan alokasi setiap pembayaran angsuran dan alokasi setiap pembayaran diantara beban bunga dan angsuran harga kontrak dibawah ini sebagai berikut :



Tabel 3.5
Daftar Penerimaan Bunga Angsuran Motor REVO DP
Metode annuitet
CV.MITRA JAYA




Keterangan :
Bunga angsuran = і x Sisa harga kontrak sebelumnya
*)    1.53% x Rp. 10.350.000 = Rp.158.355
**)    1.53% x Rp.529.114,32 = Rp. 8.095 (8095.45 dibulatkan)
Pelunasan pokok piutang per bulan :
***)    = Jumlah pembayran cicilan per bulan – bunga angsuran ke -1
    =Rp.537.210 - Rp.158.355
= Rp.378.855
****)    = Jumlah pembayaran cicilan per bulan – bunga angsuran ke-23
    = Rp.537.210 – Rp.8.095
    = Rp.529.115 (529.114,32 dibulatkan)
         Dari tabel diatas diperoleh total pembayaran angsuran sebesar Rp12.355.830 maka besarnya laba kotor dapat dihitung sebagai berikut :
Laba kotor    = Total pembayaran selama jangka waktu angsuran – harga pokok
        = Rp.12.355.830 - Rp.9.050.000
        = Rp.3.305.830
         Berdasarkan tabel dan hasil perhitungan dengan menggunakan metode annuitet diatas, dapat diketahui bahwa dengan pokok angsuran piutang yang setiap bulannya berbeda (semakin meningkat setiap bulannya), perusahaan tetap akan memperoleh total pokok piutang sebesar Rp.10.350.000 Dan pendapatan bunga penjualan angsuran  (1.53% per bulan ) selama 2 tahun dengan pembayaran bunga yang pada setiap bulannya semakin menurun diperoleh pendapatan bunga yang cukup wajar yaitu sebesar Rp.2.005.844,78 Adapun total pembayaran yang diterima pada metode annuitet ini yaitu sebesar Rp.12.355.830,00 dengan cicilan pembayaran setiap bulannya sebesar Rp 537.210,00 yang terdiri dari pokok angsuran piutang dan pembayaran bunga., besarnya bunga setiap bulan dihitung dari sisa pokok piutang untuk periode satu bulan. Dengan demikian besarnya bunga setiap bulan semakin kecil, sedangkan besarnya pelunasan pokok piutang semakin besar dari bulan yang satu dengan bulan yang berikutnya . Pada metode annuitet ini, besarnya pendapatan bunga pada metode sisa harga kontrak namun masih lebih besar bila dibandingkan dengan metode long end interest dan metode short end interest.
       Atas dasar perhitungan dalam daftar diatas maka pencatatan didalam buku penjualan adalah sebagai berikut :
Jurnal 30 Juni 2007
-Buku Penjual :
    Piutang penjualan Angsuran         Rp.10.350.000
        Penjualan Angsuran                 Rp.10.350.000
    ( Untuk mencatat penjualan angsuran oleh penjual )
    Kas                    Rp.1.850.000
            Piutang Penjualan Angsuran        Rp.1.850.000

    ( Untuk mencatat penerimaan uang muka )
Jurnal 30 Juli 2007

-Buku Penjual :
    Kas                    Rp.537.210
        Piutang penjualan Angsuran            Rp.378.855
        Pendapatan Bunga                Rp.158.355

( Untuk mencatat penerimaan Piutang atas penjualan Angsuran )

·    Pencatatan transaksi selanjutnya diperlakukan sama seperti pada bulan juli 2007


3.3     Analisis Hasil Penelitian
    Setelah dilakukan perhitungaan bunga penjualan angsuran dengan menggunakan metode Long End Interest, metode Short end Interst, metode (sisa) Harga Kontrak dan metode annuitet, maka dapat dilihat perbandingannya dalam tabel berikut :

Tabel 3.6
Daftar Analisis Perbandingan Metode Perhitungan Bunga




            Dari tabel 3.6 diatas dan perhitungan yang sebelumnya maka dapat diketahui dengan menggunkan metode sisa harga kontrak selain perhitungannya mudah, perusahaan juga akan memperoleh jumlah penerimaan pembayaran dan laba kotor lebih besar dibandingkan dengan metode long end interst, metode Short end Interst, dan metode annuitet. Dilihat dari segi perusahaan ini sangat menguntungkan tapi kalau dilihat dari segi konsumen justru ini akan memberatkan. Hal ini disebabkan karena adanya selisih pendapatan bunga pada yang cukup besar dari keempat metode tersebut. Selisih pendapatan bunga pada setiap metode dikarenakan adanya perbedaan dalam rumus perhitungan masing-masing metode. Apabila CV.MITRA JAYA menggunakan metode sisa harga kontrak dalam perhitungan bunga angsurannya, maka perusahaan akan mendapat keuntungan bunga angsuran selama 2 tahun sebesar Rp.3.634.000 dan laba kotor sebesar sebesar Rp.6.784.000. Jika dibandingakan dengan metode Long and interest dan metode Short End Interst akan terdapat terdapat selisih sebesar Rp.1.733.740 untuk jumlah bunga dan laba kotor Angka ini merupakan angka yang tidak kecil. Jika perusahaan menggunakan metode Long and interest dan short and interest bisa dibilang perusahaan akan kehilangan keuntungan sebesar Rp.1.733.740. Selain itu bila dibandingakan dengan menggunakan metode annuitet akan terdapat pula selisih bunga angsuran dan laba kotor sebesar Rp.1.628.156. Jadi dengan menggunakan metode Sisa harga kontrak maka perusahaan akan menerima keuntungan yang maksimal dan perusahaan akan menemui proses perhitungan yang sangat sederhana.




BAB II (LANDASAN TEORI)

BAB II
LANDASAN TEORI


2.1     Kerangka teori
2.1.1    Pengertian Penjualan Angsuran

          Dalam sistem penjualan angsuran , pembeli diharuskan membayar sejumlah uang muka dan sisanya disepakati akan dibayar dengan diberikan bunga dan dalam pembayarannya dilakukan dalam beberapa kali cicilan. Penjual biasanya menahan hak pemilkan atas barang tersebut atau pembeli memberikan suatu jaminan atas kredit yang ia peroleh.
         Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana dengan pembayarannya dilaksanakan secara bertahap, yaitu :
1.    Pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli, penjual menerima pembayaran pertama sebagian dari harta penjualan (diberikan down payment).
2.    Sisanya dibayar dengan beberapa kali angsuran.
        Penjualan angsuran yaitu penjualan harta benda tak bergerak yang sering kali dilakukan berdasarkan rencana pembayaran yang ditangguhkan, dimana pihak penjualan menerma uang muka (down payment) dan sisanya dalam bentuk pembayaran angsuran. (Allan Drebin, 1996;121)
       Penjualan angsuran adalah penjualan yang pembayarannya diterima dalam beberapa kali angsuran periodik selama jangka waktu beberapa bulan atau tahun. (Dewi Rantnaningsih, 1993;123).
Rencana pembayaran angsuran seperti ini telah digunakan secara luas oleh penjual harta benda tak bergerak pribadi dan orang-orang yang menjual jasa pribadi. Rencana pembayaran angsuran ini bisanya menyangkut penjualan yang berkisar dari kendaraan mobil, motor, sampai air travel.
       Penjual angsuran dapat dilakukan dalam beberapa kali angsuran periodik selama jangka waktu beberapa bulan dan tahun. Periode pembayaran berkisar antara 6 bulan sampai dengan 5 tahun yang digunakan dalam penjualan harta benda tak bergerak dan digunakan dalam penjualan barang-barang bergerak, misalnya penjualan tanah dan bangunan. Sedangkan pada penjualan angsuran dimana periode pembayarannya berangsur lama akan memberikan peluang adanya resiko tak tertagihnya piutang.

2.1.2    Bentuk-bentuk Perjanjian Panjualan Angsuran

       Untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli, maka terdapat beberapa perjanjian penjualan angsuran angsuran, yaitu :
1.    Perjanjian penjualan bersyarat, dimana barang-barang telah diserahkan tetapi hak atas barang-barang masih berada ditangan penjual sampai seluruh pembayarannya lunas
2.    Pada saat perjanjian ditanda tangani dan pembayaran pertamanya telah dilakukan, hak milik dapat diserahkan kepada pembeli tetapi dengan menggadaikan atau menghipotikan untuk bagian harga penjualan yang belum dibayar kepada pembeli.
3.    Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan ‘Trust” (Truste) sampai pembayaran lunas oleh pembeli, baru truste menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli.
4.    Beli-sewa (Lease-Purchase), dimana barang-barang yang telah diserahkan kepada pembeli, pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas, baru setelah hak milik pindah kepada pembeli.
      Penjualan angsuran dengan bentuk-bentuk perjanjian tersebut diatas biasanya digunakan untuk barang-barang tidak bergerak seperti gedung, tanah, dan aktiva tahan lama lainnya. Untuk penjualan barang-barang bergerak biasanya penjualan angsuran dilaksanakan dengan perjanjian-perjanjian teretntu antara penjual dan pembeli dengan syarat-syarat dan jaminan yang saling menguntungkan, khususnya dari pihak penjual tidak akan dirugikan terlalu besar apabila tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban oleh pembeli.

2.1.3    Pengertian Piutang
Dengan adanya penjualan secara angsuran, megakibatkan piutang perusahaan bertambah
Piutang adalah klaim terhadap pelanggan dan yang lain atas uang, barang, atau jasa. (Kieso dan weygandt, 1995;415).

2.1.4    Klasifikasi Piutang
·   Berdasarkan sebab terjadinya
1.    Piutang dagang adalah piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa perusahaan secara kredit dalam rangka kegiatan perusahaan.
2.    Piutang non dagang atau piutang lain, adalah piutang yang timbul dari transaksi selain penjualan barang atau jasa diluar kegiatan perusahaan.
·    Berdasarkan jangka waktunya pembayarannya
1.    Piutang jangka pendek, adalah piutang yang mempunyai saat jatuh tempo kurang dari satu tahun siklus operasi usaha perusahaan.
2.    Piuatang jangka panjang,adalah piutang yang mempunyai saat jatuh tempo lebih dari satu tahun siklus operasi perusahaan.
·    Berdasarkan bentuk perjanjiannya
1.    Piutang tidak tertulis, yaitu piutang yang tidak didukung oleh surat pendukug hutang piutang
2.    Piutang wesel yaitu putang yang diddukung oleh surat perjanjian.
   
2.1.5    Penilaian Resiko Kredit dan Penyaringan Para Langganan

       Resiko kredit dalah resiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para pelanggan. Sebelum perusahaan memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan kredit oleh para langganan perlulah kita mengadakan evaluasi resiko kredit dari para langganan tersebut.
Pada umumnya bank atau perusahaan dalam mengadakan penilaian rsiko kredit adalh dengan memperhatikan lima “C” yaitu :
1.    Character, menunjukan kemungkinan atau probabilitas dari lapangan untuk secara jujur berusaha untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya.
2.    Capacity, ialah pendapat subjektif mengenai kemampuan dari langganan.
3.    Capital, diukur oleh posisi financial perusahaan secara umum.
4.    Collateral, dicerminkan oleh aktiva dari langganan yang dikaitkan atau dijadikan jaminan bagi keamanan kredit yang diberikan kepada langganan tersebut.
5.    Condition, menunjukan impact (pengaruh langsung dari trend ekonomi pada umumnya terhadap perusahaan yang bersangkutan).

2.1.6    Masalah Pertukaran (trade in) di dalam Penjualan Angsuran

       Yang dimaksud pertukaran disini adalah apabila penjual menyerahkan barang-barang baru dengan perjanjian angsuran, sedangkan pembayaran pertama (down payment) dari pembeli berupa penyerahan barang-barang bekas. Barang bekas tersebut dinilai atas perjanjian yang telah diadakan antara pihak penjual dan pembeli.
       Bagi si penjual, meskipun ia sudah terikat dengan perjanjian penjualan angsuran yang telah dibuat tetapi untuk lebih aman dan hati-hati, maka barang yang diterima dari pertukaran tadi harus dinilai kembali dengan memperhatikan kemungkinan adanya revisi atau perbaikan-perbaikan suatu tingkat laba pada umumnya yang diharapkan dari penjualan kembali barang bekas tersebut. Dalam hal ini terhadap barang-barang yang diterima harus dicatat sebesar harga penilaian, yang dianggapnya sebagai “cost ” (estimated cost). Sedang jumlah harga barang yang diterima menurut tawar-menawar dalam perjanjian (trade in), bukan merupakan “cost ” tetapi merupakan  haraga pertukarannya.
     Perbedaan antara estimated cost dengan harga pertukaran dicatat dalam rekening “Cadangan Perbedaan Harga Pertukaran”.

2.1.7    Masalah Pembatalan Kontrak dan Pemilikan Kembali

       Apabila si pembeli gagal untuk memenuhi kewajibannya seperti yang tercantum di dalam surat perjanjian penjualan angsuran, maka barang-barang yang bersangkutan ditarik dan dimiliki oleh penjual. Dalam hal ini pencatatan yang harus dilakukan dalam buku-buku sipenjual, akan menyangkut :
1.    Pencatatan pemilikan kembali barang dagangan.
2.    Menghapuskan saldo Piutang Penjualan Angsuran atas barang-barang tersebut.
3.    Menghapuskan Saldo Laba Kotor yang belum direalisasi atas penjualan angsuran yang bersangkutan dan,
4.    Pencatatan keuntungan atau kerugian karena pemilikan kembali barang-barang tersebut.
       Sebagaimana halnya dengan persoalan pertukaran seperti diterangkan dimuka, maka dalam pemilikan kembali barang dagangan juga diperlukan penilaian kembali harag barang tersebut, haru mempertimbangkan juga sejumlah keuntungan normal yang diharapkan apabila barang itu dijual kembali.
Ayat jurnal yang dibuat pada kasus pihak pembeli gagal memenuhi angsuran yang harus dibayar dan pihak penjual memiliki kembali harat benda itu adalah sebagai berikut :
Persediaan Barang Dagangan Pemilikan Kembali        xxx
Laba Kotor Yang Belum Direalisasi                xxx
Laba karena pemilikan kembali                xxx
Pitang Penjualan Angsuran                    xxx

2.1.8    Pengakuan Laba Kotor Dalam Penjualan Angsuran

Ada dua pendekatan umum yang dapat diambil pada penetapan laba kotor atas penjualan angsuran, yaitu:

1.    Laba kotor dikaitkan dengan periode penjualan yang terjadi.
       Laba kotor dalam periode penjualan angsuran dapat dipandang sebagai transaksi dengan penanganan seperti penjualan ,dimana pada saat barang ditukarkan dengan klaim secara hokum dapat dipaksakan kepada pembeli. Prosedur ini membutuhkan penetapan semua beban yang menyangkut penyelenggaraan penjualan piutang tak tertagih pada saat penjualan. Hal ini dilakukan dengan mendebet perkiraan beban yang bersangkutan dan dengan mengkredit penyisihan untuk beban yang diantisipasi.

2.    Laba kotor dikaitkan dengan periode penagihan perkas atau sesuai kontrak.
       Penetapan laba kotor dalam periode penagihan per kas, penjualan angsuran dapat dipandang sebagai transaksi khusus dengan penangana laba kotor yang dilakukan dalam periode penagihan piutang angsuran dan bukan dalam perode dimana piutang timbul. Arus masuk kas kemudian menjadi kriteria penetapan pendapatan. Pada pengguanaan pendapatn ini dapat ditempuh harus dipertimbangkan dengan seksama untuk memilih prosedur pengukuran laba bersih yang memuaskan. Prosedur penetapan laba kotor dalam periode penagihan perkas adalah sebagi berikut :
a.    Penagihan dipandang sebagai perolehan kembali haraga pokok.
Penagihan per kas  atau kontrak penjualan angsuran terutama menyatakan perolehan kembali haraga pokok. Stelah harga pokok diperoleh kembali maka semua penagihan berikutnya dianggap sebagai laba. Prosedur ini dalam banayak hal sangat konservativ dan didukung banyak keraguan mengenai nilai yang dapat diperoleh kembali, baik dengan berkaitan dengan saldo atau sisa kontrak angsuran maupun yang berkaitan dengan barang-barang yang terkena pemilikan kembali.

b.    Penagihan dipandang sebagai realisasi laba.
Penagihan dapat dipandang terutama sebagi realisasi laba kotor ataa kontrak  penjualan angsuran. Setelah seluruh laba atas transaksi ditetapkan, maka semua penagihan per kas berikutnya dianggap perolehan kembali atas harga pokok. Prosedur ini dipandang tidak begitu konservatif dilihat dari kemungkinan bahwa ketidakmampuan membayar dan pemilikan kembali atas masa laku kontrak akan mengganggu margin awal.

c.    Penagihan dipandang sebagai perolehan kembali harga pokok dan realisasi laba.
Setiap penagihan atas kontrak penjualan angsuran dianggap baik sebagai perolehan kembali haraga pokok maupun sebagi realisasi laba dalam rasio dimana kedua factor ini terdapat dalam harga jual awal. Metode ini dimaksudkan untuk membagi laba kotor penjualan angsuran atas masa laku kontrak angsuran. Biaya kontinyu atas kontrak angsuran sebanding dengan laba kotor yang ditetapkan dalam periode berturut turut karena kegagalan yang mungkin akan merealisasi seluruh jumlah laba kotor, dan pada pihak pembeli yang tidak mampu untuk membayar maka harus diperhitungkan.

2.1.9    Penyajian Laporan Keuangan

       Penyajian informasi penjualan angsuran didalam laporan keuangan (yang berupa neraca dan perhitungan rugi laba) tidak banyak berbeda seperti penyusunan laporan-laporan keuangan pada umumnya. Hanya disini, dalam neraca akan terdapat rekening “ Piutang Penjualan Angsuran ” dan “ Laba Kotor yang belum Direalisasi ” yang erat hubungannya dengan pelaksanaan penjualan angsuran tersebut.
Persoalan yang timbul adalah didalam kelompok atau group rekening mana “Piutang Penjualan Angsuran” dan “Laba Kotor yang Belum Direalisasi” itu diklasifikasikan dalam neraca.
       Apabila Piutang Penjualan Angsuran dicatat sebagi golongan aktiva lancer, maka posisinya sama dengan piutang biasa, sehingga dapat diinterprestaskan sebagai aktiva yang dapat dikonservasikan menjadi uang kas dalam siklus operasi normal perusahaan (tidak lebih dari 1 tahun). Padahal untuk transaksi penjualan angsuran, realisasi piutang menjadi uang kas mungkin meliputi jangka waktu lebih dari satu tahun.
       Dengan tidak menyimpang dari prinsip aktiva yang lazim, maka “Piutang Penjualan Angsuran” paad umumnya dapat dilaporkan sebagi golongan “aktiva lancer” dengan diberikan penjelasan tertentu sehingga jelas dan tidak menyesatkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan yang bersangkutan. Misalnya dengan memberikan “footnote”  atau melampirkan daftar piutang penjualan angsuran dengan menyebutkan tanggal dan jangka waktu piutang tersebut akan jatuh tempo.
       Untuk “Laba Kotor Yang Belum Direalisasi” didalam neraca dapat juga dicantumkan kedalam salah satu dari ketiga kelompok berikut :
1.    Sebagai hutang (liability) dan dilaporkan dibawah ini kelompok “Pendapatn Yang Masih Akan Diterima” (deferred).
2.    Sebagai  rekening penilaian (valuation account) dan mengurangi rekening “Piutang Penjualan Angsuran”.
3.    Sebagai rekening modal dan dicatat sebagai bagian dari laba yang ditahan (retained earning).
        Laba kotor yang belum direalisasi dari penjualan angsuran biasanya disajikan dalam kelompok hutang didalam neraca sebagi “Pendapatan Yang Masih Akan Diterima” (deferred revenue). Penyajian semacam ini dilaksankan karena penjualan angsuran sesungguhnya menaikan posisi modal kerja perusahaan. Tetapi pengakuan tambahannya modal kerja ini harus menanti pengubahan piutang penjualan angsuran ke dalam uang tunai (mananti pembayarn dari langganan yang bersangkutan).

2.1.10    Masalah Bunga Pada Penjualan Angsuran
        
        Didalam perjanjian penjualan angsuran, biasanya penjual disamping memperhitungkan laba juga memperhitungkan baban bunga terhadap jumlah harga kontrak yang belum dibiayai oleh pembeli.
        Bunga adalah sejumlah uang yang dibayarkan sebagi kompensasi terhadap apa yang dapat diperoleh dengan pengunaan uang tersebut. (Bamabang Riyanto, 1995; 105)
Di dalam perjanjian penjualan angsuran, biasanya penjual disamping memperhitungkan laba juga memperhitungkan beban bunga terhadap jumlah harga dalam kontrak yang belum dibiayai oleh pembeli. Beban bunga ini biasanya dibayar bersama-sama dengan pembayaran angsuran atas harga menurut kontrak.
       Kebijaksanaan pembayaran bunga secara periodic pada umumnya dilakukan dalam bentuk metode seperti tersebut dibawah ini :


1.    Bunga secara periodik diperhitungkan berdasarkan dari sisa harga kontrak cara semacam ini biasa disebut dengan Metode (sisa ) Harga Kontrak Kelebihan dari metode ini adalah mendapatkan tingkat bunga yang sangat tinggi dan dapat menguntungkan bagi perusahaan, sedangkan kelemahannya adalah dengan tingginya tingkat bunga bias mengakibatkan kurangnya daya beli konsumen untuk produk tersebut karena tingkat bunga ini memberatkan konsumen. Metode ini tidak banyak menimbulkan persoalan perhitungan yang terperinci. Sebab besarnya bunga cukup ditentukan sekali saja, dan selanjutnya pembayaran bunga pada setiap angsuran adalah sama besarnya.
Rumus bunga per bulan :


і    x    Sisa harga kontrak


Dimana :     і  Merupakan persentase tingkat bunga per bulan


2.    Bunga diperhitungkan dari sisa harga pokok kontrak selama jangka waktu angsuran. Cara semacam ini sering disebut sebagai “long end interst”. Kelebihan dari metode ini adalah metode yang dapat memudahkan konsumen dalam memenuhi sisa pembayaran angsurannya karena bunga yang dibebankan semakin menurun dari angsuran pertama hingga angsuran yang terakhir, sedangkan kekurangannya adalah pendapatan bunganya sangat rendah. Pada cara ini beban bunga diperhitungkan berdasarkan jangka waktu yang sama untuk setiap angsuran (misal setiap 1 atau 2 bulan ). Akan tetapi sebagi titik tolak perhitungan bunga dipakai sisa harga kontrak pada setiap awal periode angsuran yang satu dengan angsuran yang berikutnya.
Rumus bunga perbulan :

i    x    sisa harga kontrak bulan sebelumnya
      
Dimana :     i merupakan persentase tingat bunga per bulan


3.    Bunga diperhitungkan dari setiap angsuran yang harus dibayar, yang dihitung sejak tanggal perjanjian ditanda tangani sampai tanggal jatuh tempo setiap angsuran yang bersangkutan. Cara semacam ini sering disebut sebagai “short end interest ”. kelebihan dari metode ini adalah sama dengan metode Long end Interest diatas hanya saja bunga yang dibebankan dari angsuran pertama hingga angsuran terakhir semakin meningkat, sedangkan kekurangan dari metode ini adalah pendapatan bunganya sangat rendah.
Rumus bunga per bulan :


і  x  periode pembayaran ke–n  x  angsuran atas pokok piutang yang tetap jumlahnya


Dimana :     і   merupakan persentase tingkat bunga perbulan



2.2       Alat Analsis
1.    Bunga secara periodik  diperhitungkan berdasar dari sisa harga kontrak, yakni pada cara terakhir ini tidak banyak menimbulkan persoalan perhitungan yang terperinci. Sebab besarnya bunga cukup ditentukan sekali saja, dan selanjutnya pembayaran bunga pada setiap angsuran adalah sama besarnya.
 Rumus bunga per bulan :

і    x    Sisa harga kontrak

Dimana :     і  Merupakan persentase tingkat bunga per bulan

2.    Metode “Long end Interest” yaitu bunga yang diperhitungkan dari sisa harga kontrak selama jangka waktu angsuran. Pada cara ini beban bunga diperhitungkan berdasarkan jangka waktu yang sama untuk setiap angsuran (misal setiap 1 atau 2 bulan ). Akan tetapi sebagi titik tolak perhitungan bunga dipakai sisa harga kontrak pada setiap awal periode angsuran yang satu dengan angsuran yang berikutnya.

Rumus bunga perbulan :


i    x    sisa harga kontrak bulan sebelumnya

Dimana :     i merupakan persentase tingat bunga per bulan

3.    Metode “Short End Interest” yaitu bunga yang diperhitungkan dari setiap angsuran yang harus dibayar, yang dihitung sejak tanggal perjanjian ditandatangani sampai tanggal jatuh tempo setiap angsuran yang bersangkutan. Metode ini merupakan kebalikan metode no.1 diatas. Pada metode ini, bunga diperhitungkan dari besarnya angsuran yang tetap jumlahnya, sedangkan jangka waktnya selalu dihitung dari permulaan ditandatanganinya atau berlakunya perjanjian sampai dengan saat pembayaran angsuran yang bersangkutan.
Rumus bunga per bulan :

і  x  periode pembayarn ke–n x angsuran atas pokok piutang yang tetap jumlahnya

Dimana :     і   merupakan persentase tingkat bunga perbulan


2.3       Kajian Sejenis
2.3.1    Analisis Perhitungan Bunga Penjualan Angsuran Sepeda Motor Pada PT. Idaman Megah Indah
Penelitian ilmiah ini dibuat oleh Yudi Maha Daramawan (21203129) pada tahun 2006, dengan kesimpulan sebagai berikut :
1.    Penerapan bunga angsuran yang tepat untuk perusahaan adalah dengan metode sisa harga kontrak. Ini terlihat dari pendapatan bunga yang dihasilkan lebih besar dan menguntungkan bagi perusahaan.
2.    Metode sisa harga kontrak merupakan metode yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dengan pendaptan bunganya tinggi sebesar Rp.2.900.000, ini disebabkan tidak berubahnya bunga dari periode ke periode. Sedangkan bunga yang dibebankan tetap dari periode  ke periode yaitu sebesar Rp. 263.637.

2.3.2    Analisis Metode Perhitungan Bunga Pada PT. Adira Multi Finance (Studi Kasus PT. Kagomi Jaya Motor)
Penelitian ilmiah ini dibuat oleh Maria  (20203657) pada tahun 2006, dengan kesimpulan sebai berikut :
1.    Metode perhitungan bunga penjualan angsuran yang diteapkan perusahaan adalah Metode Flat, yang jumlah bunga angsurannya sebesar Rp.6.029.100.
2.    Dari hasil perbandingan yang telah dilakukan oleh penulis antara Metode Flat dengan beberapa metode yang lain maka dperoleh hasil sebagai berikut, yaitu dengan Metode Long End Interest jumlah bunga angsuran yang diperoleh sebesar Rp.3.140.156,25 dalam metode ini bunga yang dibayar setiap periode semakin lama semakin kecil. Meskipun Metode Short End Interest berbeda dengan metode Long End Interest tetapi jumlah bunga angsuran yang diperoleh dengan menggunakan Metode Annuited adalah sebesar Rp.3.435.659,45. Pada metode ini pembayaran menurut kontrak setiap periodenya adalah sama.